Minggu, 01 Mei 2011

resensi buku

CERITA DARI NEGERI AYAH
Judul buku : Ayahku Bukan Pembohong
Pengarang : Tere-Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tebal : 304 hlm
Tinggi : 22 cm

Andai seluruh dunia bertanya padamu tentang siapakah orang yang paling kau sayangi, maka nama siapakah yang pertamakali terbersit di hatimu? tentu saja sebagian besar kalian akan menjawab “ibu” ”ibu”dan “ibu”. Lantas apakah adanya kita di dunia ini hanya berperantarakan ibu? Saat pena pujangga telah habis untuk mengagung-agungkan nama “ibu”,lantas bagaiman dengan nama “ayah” ?. Seorang ayah itu sejatinya laksana protein histon dalam nukleosom yang senantiasa melindungi DNA yang rapuh agar tetap bertahan dari agen-agen penyebab mutasi.
Makna hidup tiap orang itu memang berbeda-beda. Dan inilah makna hidup Da.. Dam, tokoh utama dalam novel ini kerap dijuluki si kriting karena memang rambutnya yang kriting dan si pengecut karena ia memiliki konflik dengan Jarjit yang iri padanya lantaran ia selalu dibanding-bandingkan dengan Dam. Dam seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa dengan aliran cerita-cerita menarik sang ayah yang diambil dari pengalaman hidupnya. Dam begitu mengidolakan sang kapten. Ia selalu kembali menceritakan apa yang ayahnya ceritakan tentang sang kapten hanya pada Taani teman baiknya di sekolah karena sifatnya rahasia . Ayah Taani merupakan pelatih renang Dam di klub terkenal di kotanya.
Konflik dengan Jarjit akhirnya selesai saat Dam menolongnya sebelum ia hampir tenggelam di kolam renang. Taani menyebarkan cerita –cerita Dam secara tidak langsung karena ia ada seseorang yang membaca dan menyebarkannya. Sehingga Dam marah pada Taani dan mengancam tidak akn menyapanya sampai ia memberi tahu pada semua orang kalau itu hanya bohong dan sekedar hayalannya saja.
Sudah lebih dari 20 tahun Dam tidak percaya dengan cerita ayahnya. Hal ini karena menurutnya aneh, tidak masuk akal, dan seolah mengada-ada. Beberapakali ia mencari tahu tentang kebenaran cerita ayahnya. Namun selalu saja gagal, bahkan ibunyapun tidak memiliki jawaban yang pasti untuk pertanyaannya. Tentang suku penguasa angin dengan pelajaran kesabarannya dalam mengusir penjajah, sang kapten dengan pelajaran kegigihannya berlatih dengan bola kasti, belajar untuk mengendalikan bola yang lebih kecil hingga ia mudah mengendalikan bola yang lebih besar di sela kesibukannya menjadi pengantar sup jamur. hingga ia menjadi idola semua orang. Lembah bukahara dengan apel emasnya, dan tentang si raja tidur yang menguasai 8 disiplin ilmu sekaligus ia menjadi hakim yang adil dan agung.
Selintas tentang ibunya yang konon pernah menjadi bintang iklan yang cantik, kaya dan tenar, Dam selalu bertanya-tanya apakah ibunya selama ini bahagia dengan meninggalkan semua itu dan menikah dengan ayahnya yang hanya pegawai biasa dan sederhana? Apa semua itu benar? Atau hanya sekedar dongeng yang dikait-kaitkan dengan fakta yang ada, sekedar hiburan bagi ayah melihat kenyataan yang ada?
Ibu Dam sudah meninggal beberapa tahun yang lalu saai ia tengah menginjak tahun ketiga SMA di Akademi Gajah. Tahun itu juga ia mulai menyangsikan kebenaran cerita ayahnya. Waktu berjalan begitu cepat laksana cahaya dengan kecepatannya. Bulan melesat tak kalah cepat tak peduli bumi yang selalu menantikan damai cahayanya. Dan detik telah berhasil mengantarkan Dam segera ke bangku kuliah tepatnya menjadi mahasiswa jurusan arsitektur tanpa melalui ujian apapun atau hanya dengan menyerahkan surat keterangan dari Akademi Gajah pada rektor. Disana ia bertemu dengan Taani yang menempuh studi jurusan Biologi. Keduanya kembali menjadi teman dekat . Selang beberapa semester perkuliahan, keduanya memetuskan untuk menikah dan dikaruniai dua orang anak yang diberi nama Zas dan Qan.
Akhirnya semua pertanyaan atas rasa penasaran akan kebenaran cerita ayah terjawab saat meninggalnya sang ayah setelah sempat pergi dari rumah Dam karena terusir. Dam tidak suka kalau ayahnya sering bercerita pada kedua anaknya Zas dan Qan tentang si nomor sepuluh. Sang ayah ditemukan tergeletak tak berdaya di pusara ibunya. Sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit. Sebelum meninggal, sang ayah menceritakan tentang perjalanannya ke negeri para sufi dimana ia dapatkan arti sejati tentang makna kebahagiaan. Sekarang Dam paham bahwa ibunya selama ini hidup bahagia meski dengan hidup sederhana. Karena kebahagiaan itu letaknya di hati yang lapang dan tenang. Adapun semua itu hanya faktor luar yang mempengaruhi hati dan sifatnya hanya sementara.
Selain tentang kebahagiaan ibunya, Dam juga mencari bukti kebenaran tentang status masa muda ibunya yang konon sangat terkenal karena menjadi bintang iklan. Ia mencoba mengetikkan nama ibunya di mesin pencarian. Ia kaget saat menemukan 1200 hasil pencarian. Salah satu yang membuatnya menarik adalah artikel yang berjudul Bintang Terkenal Menikahi Pegawai Biasa. Adapun tentang apel emas itu, isterinya Taani telah membuktikan bahwa hal itu sangat mungkin terjadi dengan teknik bioteknologi lewat persilangan beberapa beberapa varietas.
Satu persatu cerita ayahnya benar-benar terkuak kebenarannya. Hal ini dapat dibuktikan saat prosesi pemakaman sang ayah. Pemakaman yang mendatangkan pentakziah terbanyak, ini membuktikan banyak orang yang menyayangi, menghormati dan segan terhadap ayahnya, karena sang ayah yang bersifat jujur, sederhana dan suka menolong bahkan pada orang yang baru dikenal. Saat itu tampak dari atas langit sebuah formasi layang-layang Sembilan klan legendaris suku penguasa angin yang disebut Tutankhuto yang datang untuk melayat ayahnya. Dari kejauhan, hadir pula sosok idola masa kecilnya yaitu sang kapten bersama si nomor sepuluh idola kedua anaknya. Dan pagi itu akhirnya Dam tahu, ayahnya bukan pembohong.
Novel ini benar-benar sangat menarik dan menyentuh, karena mengajak pembacanya untuk menyelami arti sejati hidup, bahwa dalam hidup ini perlu adanya kerja keras dan pantang mundur. Seperti tokoh sang kapten. Tentang kebahagiaan yang harus diartikan secara luas, dengan hati yang jernih, berlapang dada dan ringan tangan kita bisa menciptakan kebahagiaan, untuk orang orang lain dan diri kita sendiri.Dan mengajarkan kita untuk tidak berperasangka buruk pada orang lain, karena manusia itu pengetahuannya terbatas dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah swt.
Novel yang berorientasi pada kehidupan, dengan gaya kepenulisan maju-mundur, semakin membuat rasa penasaran pembacanya. Bahasanya mudah dimengerti, dan puitis, semakin melibatkan perasaan yang mendalam memasuki kejadian demi kejadian dalam cerita. Namun, adanya beberapa istilah baru sedikit menyulitkan pembaca memahami maknanya. Serta adanya tokoh yang tidak dijelaskan secara kontinu memungkinkan pembaca bertanya-tanya bagaimana kelanjutan kisah ini.Sehingga novel ini sangat direkomendasikan untuk di koleksi bagi mereka yang