Jumat, 28 Mei 2010

haruskah aku menjadi seorang rabiah al adawiyah?

Ya Allah haruskah aku menjadi seorang rabiah al adawiyah?

Ya Allah haruskah aku menjadi seorang rabiah al adawiyah jijka mengingat semua dosa yang telah aku lakukan dalam setiap detik yang aku miliki, dan pada semua jiwa-jiwa yang tergores hatinya oleh pisau mulutku yang seolah ujung pedang berlumur darah dari hati yang tergores itu,
Ya Allah haruskah aku menjadi sesosok dia yang sempurna zuhud tak gemingpun terhadap dunia, sekalipun itu semua sudah tersedia didepan matanya? ingin rasanya q merasakan hidup tanpa menanggung salah dan dosa, tapi aku sempurna sadar seberapa banyak sampai mungkin hamper semua orang tlah kumintai maaf. Namun dosaku padaMu akan selalu ada dan terbentuk meski setiap saat aku beristighfar padaMu.
Ya Allah jika suragaMu memiliki jenis pintu untuk beberapa katagori jenis orang, lantas dimanakah aku Kau tempatkan? Apakah aku diantara orang-orang yang shalat padahal dalam shalatku masih sering terbersit pikiran lain bukan untuk memikirkanMu , , yaa raab apakah masih layakkah aku memohon Kau tempatkan diantara orang-orang yang berpuasa sementara puasaku masih jauh dari kata sempurna? Dan yaa rabb, tuhan seru seklian alam! masih layaakah aku memohon Kau tempatkan diantara orang-orang yang berzakat, padahal aku bukanlah seorang yang kuat dalam harta? Lantas dimanakah aku layak memohon padaMu? Memohon Kau tempatkan disisiMu, diantara para kekasihMu?
Maka berikanlah aku sebuah ingatan yang kuat yaa raab! Agar tak sedetikpun waktu yang kumiliki sempat aku melupakanMu, agar tak sesaatpun aku lupa akan dosa-dosa dan salahku padaMu dan semua ciptaanMu, hingga aku menjadi orang yang Kau catat sebagai hambaMu yang senantiasa mengingatMu dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang kumilki….Amiiiiin

Kamis, 06 Mei 2010

IPB ART CONTEST

Wahai pemuda! Indonesiamu menangis!
Aku ingin kau tahu apa itu pemuda
Aku ingin kau tahu apa itu kebangkitan
Dan aku ingin kau tahu apa itu Indonesia
Bisakah ketiganya kau rangkaikan?
Menjadi sebuah kata yang kokoh menghujam
Menjadi tombak tersakti para pahlawan
Mengikis, menangkis penjajahan
Wahai pemuda!, kemana jiwa mudamu?
Kemana otak cerdas cemerlangmu?
Apa hanya sebagai penghias kepala?
Yang enggan kau pancarkan sinarnya
Apa hanya terselubung kapiler darah ?
Lantas kau berkata”ini otakku, ya terserah”
Wahai pemuda!, kemana fisik kuatmu?
Yang takkan rapuh walau terjatuh
Yang takkan berdarah walau terpanah
Dan kau takkan merintih walau batu telah menindih
Wahai pemuda kemana mata hatimu?
Tak kau lihatkah indonesiamu merintih?
Tak kau dengarkah indonesiamu menangis?
Mengaduh, mengeluh, memanggil namamu
Tatkala semua penjajah berkata
“ini negeri kaya, tapi amat lemah”
Wahai pemuda!, langkahkan kakimu
Dan mereka berkata
”ini negeri luas, tapi tangan mereka sempit”
Wahai pemuda! Gerakkan tanganmu!
Dan mereka berkata
“teramat banyak orang jenius, tapi mereka semua bodoh”
Wahai pemuda!fokuskan pikiranmu!
Biarkan kabut kejahatan meluruh
Biarkan debu permusuhan tersapu
lantas petir kemenangan berseru
Riak hujan kejayaanpun bertalu-talu
Dan bumi Indonesiamukan bersatu