Sabtu, 03 Oktober 2009

Dilema Cinta Sherly

Dilema Cinta Sherly
Pagi yang cerah tapi tertutup awan memulaikan senandung cerita hidupku pada hari ini, mentari tak kian mendarat di bumi Yogya ini, setelah terjadi gempa 27 mei yang lalu, aku bimbang menerima tawaran mamaku untuk pindah ke Kalimantan disana ada Perkebunan kelapa sawit milik ayah dan kami dapat tinggal di rumah ayah yang lain. Tapi beruntunglah kami karna gempa tak sampai mencingcang rumahku, dia hanya mampu melunakkan halaman depan rumah. Mama bilang kalau rumah kita kuat.
Sampai sekarang aku masih tinggal di Yogya, aku merasa enggan pergi darinya karna kota inilah yang menyejarahi hidupku dan mempertemukan aku dengan cintaku, sahabat-sahabatku. Aku terlahir diatasnya dan aku kan kembali lalu dibenam didalamnya.
Garis-garis sang surya menembus jendela kamarku hingga menyisakan sedikit penerangan setelah semalaman gelap. Lampu sengaja kumatikan karna aku tak suka ada cahaya masuk mengganggu tidur panjangku, suasana hening, tiba-tiba aku mendapat kabar dari mbok ipah pembantuku bahwa satu jam lagi Jason akan menjemputku, aku mengangguk diam.
♫ ♫ ♫
Jason, dialah orang yang mencintaiku dan selalu mengharapkan cintaku tapi, aku tak bisa mencintainya. Aku mau menjadi kekasihnya karna aku hanya menghargai perasaannya, entah kenapa aku masih mengharapkan cinta Rendi yang sekarang sudah menjadi milik orang lain dan hidup bahagia tampaknya.
Apakah suatu hari nanti Rendi akan datang meminangku untuk menjadi seaparuh dari jiwanya atau takdir akan membawakan cinta kepadaku untuk Jason? Sungguh aku bingung karenanya, yang jelas untuk saat ini usahaku untuk dapat mencintainya selalu gagal.
Jason sudah menungguku, aku tetap berjalan santai mendekatinya. Ukiran senyum di bibirku terasa hambar tapi cukup untuk membuatnya senang itulah yang selalu aku lakukan setiap kali bertemu dengannya, berpura-pura dan berpura-pura karna aku hanya menghargai sebuah perasaan.
Sejak tadi kuperhatikan wajahnya saat mengendarai mobil sebenarnya dia manis tapi aku tidak menyukai seseorang dari wajahnya.
“Sherly, apa ada yang salah denganku?katakanlah!aku pasti akan berubah” tanya Jason sesekali melihat kearahku.
“Oh tidak” jawabku singkat, lalu aku kembali meluruskan pandanganku ke depan. Begitulah sikap Jason dia akan berubah demi aku, walaupun aku hanya memandangnya seakan semua sikapnya salah dan selalu meminta pendapatku. Jason andai kau tahu bahwa aku tak mencintaimu apa kau masih tetap mencintaiku? dan andai kau tahu bahwa sikapku ini hanya pura-pura apa kau masih serius denganku?sampai kapan benih cinta itu akan muncul di hatiku?aku hanya bisa meminta maaf kepadamu dalam hati saja.
Aku dan Jason tiba dikampus tepat pukul 08.00. Setelah memarkirkan mobil, kami langsung menuju kelas masing-masing. Namun, kebetulan fakultas kami sama hanya berbeda departemen/jurusan saja. Tangan kananku tak kan pernah lupa dia genggam seperti seorang tunanetra yang tak lengkap hidupnya tanpa sebuah tongkat, terkadang pula bahuku seakan-akan aku ini seorang balita yang baru belajar untuk berjalan, sedangkan tanganku tetap diam. Kebiasaannya adalah menantarku sampai kelas padahal kelasnya sudah terlewati.
“Pantaskah aku mendapatkan perhatiannya?” Batinku mendesis, tuhan mengapa dengan segala cintanya itu justru menjadikanku merasa semakin bersalah, aku merasa tak pantas tapi apa yang harus aku lakukan?haruskah aku jujur tentang perasaanku padanya?lalu dia akan sakit hati karna aku hanya menghargai perasaannya?aku tak ingin menyakiti seorang yang menyayangiku seperti rasa sayangku pada mama membuatku harus memeras otak untuk mencapai keinginannya. Aku bingung.
♫ ♫ ♫
Aku pulang dengan mobil Jenni karna dia berjanji akan mengantarkanku pulang dan Jason masih ada kuliah. Hari ini aku pulang cepat karna ada salah satu dosen yang tak hadir.
Kucium punggung tangan mama yang semakin mengerut dimakan usia, setelah sesampainya dirumah. “Sherly ada kiriman untukmu nak” kalimat mama terasa heran. “Kiriman apa ma? memang hari apa ini?” Tanyaku dengan nada tak kalah heran.
“Entahlah, yang jelas sebucket bunga untukmu, mama taruh di kamarmu”
Aku segera menginjaki tangga penasaran dengan siapa pengirimnya, ternyata sebucket bunga berisi mawar putih diletakkan mama diatas meja riasku, lalu kubuka pesannya.
To my dearest
Sherly maafkan aku, karna aku tidak bisa menjemputmu honey, tadi papa memintaku untuk cepat pulang, terimalah bunga ini sebagai permintaan maafku.!
Jason
Oh Jason sampai kapan sikapmu akan terus seperti ini padaku? Aku bisa kok pulang sendiri tanpa kamu jemput dan itu malah membuatku bersyukur karna selangkah aku tak merepotkanmu.
♫ ♫ ♫
Tepat pukul 19.00 setelah aku dan selesai melahap santapan malam kami, suara bel memecah keheningan aku sudah menduga pasti orang itu Jason, mbok Ipah segara membukakan pintu. Tanpa menunggu mbok Ipah datang memberitahu kami mama mendahului langkahku, ternyata bukan seorang Jason yang memencet bel tapi papa mamanya, jarang-jarang mereka kesini apakah gerangan mereka datang?
“eh jeng Mira, pa kabar?” sapa mamaku ramah
“alhamdulillah, kabar kami baik” jawab mama Jason mewakili papanya.
“mari mari silakan duduk” pinta mamaku ramah
sekian lama mamaku dan kedua orangtuanya berbincang tapi aku hanya menjadi pendengar yang baik karna tak satu katapun terlontar dari mulutku, sekali-kali mamanya memujiku aku hanya mengukirkan senyum simpul tanda terima kasih. Lama sudah perbincangan itu lantas kulihat alarm di tanganku tak terasa sudah satu jam mereka berbincang dan bisa kuambil kesimpulan kalau kedatangan mereka adalah untuk meminangku, tapi kenapa harus orangtuanya yang mendatangiku? tidak dia sendiri.
“tapi ada satu hal yang perlu nak Sherly ketahui sebelum hal ini diteruskan”ucap mamanya berat.
“apa itu tante?” tanyaku penasaran, lalu mamanya balik bertanya
“apakah nak Sherly tetap akan menerima jika tante katakan yang sebenarnya?” tanyanya seolah-olah aku pasti akan menerima anaknya.
“ya insya Allah nanti saya akan pikirkan” jawabku sedikit bimbang.
Mama Jason mulai menceritakan apa yang sebenarnya tentang Jason bahwa sebenarnya dia menderita penyakit jantung karna jantungnya tidak mampu bekerja secara optimal. Lima belas menit kemudian keduaorangtua Jason pamit pulang, wajahnya seperti menaruh harapan yang besar padaku dan aku tak tahu harus berbuat apa.
Kucoba tuk berpikir jernih dengan masalah yang aku hadapi sekarang ini, aku mendesah pelan tanpa seorangpun mengetahui bingungnya hatiku, mama hanya berpasrah padaku. Ingin rasanya aku menolak karna akupun tak tak jmempunyai rasa cinta itu. Namun, apa alasanku menolaknya, bukankah tindakan ku ini justru akan memperburuk keadaannya nanti. “Oh tuhan apa yang harus ku lakukan?” keluhku dalam hati.
Aku merasa ada segelintir perasaanku padanya, apa yang sedang Jason lakukan sekarang? Rindukah dia denganku? Kenapa aku jadi memikirkannya? Perasaan apakah yang sedang kurasakan? Cintakah? Ibakah? Aku sedang dihadapkan oleh dua perkara yang keduanya tak kusukai, niscaya aku adalah seorang penyelam yang tersesat dan oksigenku habis, mau mencari bantuan? Dengan siapa? Dengan ikan? Tak mungkin, akupun hanya diam mencari bantuan tapi jika aku terus menyelam dan berenang suatu saat pasti kan kutemukan pulau dan jika pulau itu kutemukan saat itulah aku menemukan cinta.
Seiring terus berlalunya waktu maka kuputuskan untuk mnerimanya seperti apa yang kupikirkan, aku berharap semoga perasaan ibaku padanya berubah menjadi rasa cinta yang tulus murni tak bercampur iba dan semoga dengan keputusanku ini adalah yang terbaik bagi semua pihak.
♫ ♫ ♫
Sudah lebih dari satu bulan aku menikah dengan Jason, untuk saat ini aku lebih banyak menghabiskan waktuku di depan notebook untuk hanya mengetik cerita bahkan curhat sekalipun jika Jason sedang tak di rumah, akhir-akhir ini agaknya dia sedang sibuk dan sering pulang malam, untunglah kesehatannya masih terjaga. Aku semakin iba padanya, aku terus mengetik dan mengetik tanpa kusadari mataku menerawang dan berkaca-kaca, hampir saja air mataku jatuh hingga pandanganku kabur dan tak bisa melihat kemana arah kursor, tentang kisah hidupku, aku dan Jason, kepura-puraanku,dan pencarian cintaku, semuanya tak boleh ada seorangpun yang tahu, kutulis dengan dengan bahasa asing lalu kutambahkan beberapa sandi dan tak lupa ku beri password saat ku simpan dalam folder.
Satu nama di hatiku sudah dapat kuhapus, Rendi telah kulupakan biarlah kebahagiaan miliknya dan aku harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan kebahagiaanku sendiri, aku tak bisa terus menunggu untuk temukan pulau, aku akan terus menyelam dan berenang agar doaku terwujud.
Ku lihat arloji casio-ku menunjukan jam11.00am berarti masih lama Jason pulang, baru empat jam yang lalu dia keluar aku masih ingat aku selalu mencium punggung tangannya lalu dia mencium keningku. Aku masih bertarung dan berjuang keras untuk menyelesaikan skripsiku, aku bingung hendak menulis apa. Aku jadi merindukannya ketika dengan sabar dia membimbingku mengerjakan skripsi maka kuputuskan untuk berhenti sejenak lalu kucari skripsinya bukan thesisnya karna memang yang kubutuhkan baru skripsi, ku rasa cukup skripsinya saja yang mewakilkannya untuk membimbingku.
Halaman demi halaman telah kubuka skripsinya yang bercover warna merah, dari judulnya aku tahu ini berisi tentang bank tapi bukan isinya yang kucari. Sejenak aku terkesima melihat halaman halaman persembahan untuk point ketiga, setelah persembahan kepada Allah dan rasul aku membaca kalimat yang lumayan panjang.
3. Untuk belahan jiwaku; Sharonly Vegayana Vashty, seluruh kata dan lagu cinta tak dapat mewakilkan rasa terimakasih dan cintaku padamu, karna tanpa dukungan cintamu tak mungkin sebuah skripsi dapat ku selesaikan.
Sesaat hatiku terenyuh sekaligus heran membaca kalimat itu, aku merasa sedemikian tersanjung tapi atas dasar apa aku mendukungnya? Apalagi ada kata cinta disana, mana pernah aku memberinya cinta, apa jangan-jangan Jason salah orang tapi Sharonly Vegayana Vashty itu namaku. So……..????
♫ ♫ ♫
Aku sungguh senang karna Jason pulang lebih cepat bahkan sangat cepat dari biasanya, entah kenapa aku begitu antusias menyambut kedatangannya, apakah doaku terkabul?entahlah. Jam 13.00 dia pulang kemudian kami shalat dzuhur berjamaah dan inilah pertamakalinya aku berimam padanya saat dzuhur. Jason tampak seperti seorang ustaz ysng tengah memimpin doa.
Ada sesuatu yang lain dihatiku, rasa kagum yang tak kumengerti darimana asalnya, saat kucium punggung tangannya, teduh wajahnya menyiratkan kedamaiaan, aku rindu suasana ini. Semenjak kami serumah barulah kali ini aku betah bersamanya. Waktu tiga bulan sudah berlalu dan mulai ada perkembangan dalam diriku. “benarkah ini yang kurasakan?”seruku saat Jason tak dirumah, aku seperti menjadi pemenang dalam olimpiade.
Ya Allah sudah lama aku menginginkan perasaan ini, aku nisacya seorang yang dilanda virus merah jambu alias cinta. Tanpa aku PDKT padanya dia sudah menjadi yang halal untukku. Segera aku bersujud syukur. Cinta..cinta ternyata begini rasanya sungguh indah dan lebih indah daripada ketika cintaku ke Rendi.
♫ ♫ ♫
Keganasan sinar mentari tak mengurangi sedikitpun keceriaan diwajah para mahasiswa ini, mereka telah melakukan usaha yang keras sehingga pantaslah mereka mendapatkan balasan yang setimpal, kebahagiaan meliputi ruang hati mereka, tak satupun menyimpan mimik kesedihan begitu juga denganku.aku bersyukur dengan segala jerih payahku, dengan segala yang telah korbankan, puji syukur tak henti-hentinya aku panjatkan padaNya sang pemilk ilmu.
Sedari tadi aku sudah berfoto dengan teman sejurusanku termasuk Jenni sahabatku., kemudian seorang lelaki berperawakan tinggi masih dengan jas kerjanya menghampiriku dengan sebuah kotak merah jambu berpita senada yang ada digenggamannya, dia lalu menyalamiku.
“Selamat ya honey, aku bangga padamu. Akhirnya kau mendapatkan peringkat cumlaude tertinggi “ ujarnya sambil menyerahkan kotak itu padaku, mataku berbinar bahagia.
“Aku mencintaimu honey” lalu kupeluk dia dengan seluruh rasa yang membuncah dari lubuk hatiku, rasa yang tak dapat kugambarkan, tiba-tiba suara lagu thank god I found you milik Mariah carey mengusik kebahagiaanku, aku tahu ini pasti bunyi ringtone Hpku.
♫ ♫ ♫
Ternyata memang benar itu bunyi ringtone Hpku, dan kejadian yang baru saja kualami itu hanya sebuah mimpi, aku ketiduran menunggu Jason pulang. Segera kuraih blackberry ku dari atas meja sepertinya aku tak kenal nomor ini.
“Assalamualaikum, halo dengan siapa ini?” sapaku dari balik Hp
“Waalaikumussalam, dengan bu Sherly?” tanyanya suara itu
“benar saya sendiri, ehm ini dari mana yah?” aku balik bertanya, aku cemas
“Maaf ini dari pihak rumah sakit, tadi kami sudah berusaha menghubungi no rumah anda tapi tidak diangkat” ucapnya memberi penjelasan.
Mendengar kata rumah sakit mimik wajahku segera berubah tegang dan pucat. Aku mengira-ngira apa yang terjadi.
“Maaf apakah anda istri bapak George Jason Maguire?”tanyanya lagi
“Iya..iya benar saya sendiri apa yang terjadi dengan suami saya mbak?” suaraku semakin panik.
“Saya hanya akan memberitahukan bahwa suami ibu tengah di rumah sakit, dia baru mengalami kecelakaan” jelasnya
Tak ku respon lagi suara dalam telpon itu, aku shock mendengar semua yang telah sampai ditelingaku, aku terduduk lemas sampai lupa mematikan hp. Seperti ada batu besar menghujam diriku, lelehan air mataku terus mengalir tak terkendali, aku ingin cepat-cepat ke rumah sakit tapi rasanya tubuh dan kakiku tak berdaya untuk sekedar berdiri, aku masih diam mengumpulkan energi, aku seperti kehilangan tulang penopang tubuhku, aku takut tentang apa yang menimpanya akan memperparah penyakitnya…ya Allah selamatkanlah cintaku..
♫ ♫ ♫
Dengan segenap kekuatan fisik dan jiwaku, masih dengan lelehan air mata, aku berlalu menuju rumah sakit yang dimaksud. Mama dan ayah sudah kuberi tahu begitu juga dengan keduaorangtuanya. “Ya Allah kenapa Kau takdirkan seperti ini pada suamiku” rintihku masih dengan isak tangis. Hanya dalam duapuluh menit aku sudah sampai didepan rumah sakit, mobil sudah kuparkirkan, aku segera menghamburi ruangan tempat Jason dirawat. Langsung saja kutanyakan seorang dokter yang ada disana. “Dokter apa yang terjadi dengan suami saya “ tanyaku mengiba, dokter itu masih terdiam, dia sedikit mengatur nafas dari wajahnya yang semakin menyiratkan kegagalan aku jadi semakin menangis.
“Kami sudah berusaha sekuat dan semaksimal mungkin. Namun ketentuan Allah tak dapat kami tawar bu, pak Jason banyak kehilangan darah sebelum datang pertolongan, jantungnya sangat lemah untuk dapat menahan semua ini. Dan kami benar-benar minta maaf karna dari pihak rumah sakit kami sudah kehabisan darah yang cocok dengannya” jelas dokter memaparkan apa yang terjadi.
“Oh iya bu kami dari pihak rumah sakit menemukan ini di mobil bapak” ucap seorang suster sambil menyerahkan sebuah kotak merah jambu sama persis dengan apa yang ada di mimpiku.
Tak lama kemudian mama dan ayahku serta keduaorangtuanya datang, tanpa dokter itu menjelaskan lagi aku sudah dapat menyimpulkannya semua, aku semakin lemas, lalu kubayangkan apa yang barusaja kumimpikan tentangnya. Aku hanya mengucapakan perasaan cintaku dalam mimpi saja dan kotak merah jambu inilah balasannya. Semua terjadi begitu cepat, hidupku begitu hancur, aku menyesal karna seharusnya aku datang lebih cepat kesini, aku tahu golongan darhku sama dengannya. Serasa aku tak punya daya untuk hidup lagi, aku ingin menyusulnya dan air mata terus membanjiri pipiku.
“Jasonnnnnnnnnnnnn………………………..” tangisku parau
♫ ♫ ♫
Kembali ku ketik kisah hidupku di notebook, masih dengan deraian air mata aku mengetik. Allah telah menghukumku karna aku menyia-nyiakan cinta yang selama ini Dia berikan melalui seseorang yang bernama George Jason Maguire. Ternyata beginilah rasanya cinta dan seperti inilah rasanya ditinggal cinta. Jason adalah penyempurna bagian hatiku, dia mengajariku untuk dapat mencintai seseorang dengan tulus dan memberiku banyak pelajaran. Sekarang hidupku layaknya bunga yang layu maka cintanyalah yang akan menegarkanku kembali namun, takkan kudapati lagi cinta itu.
“I hope I love you all my life”

Aku mencintaimu ayah

Aku mencintaimu ayah

Ku lihat mentari pagi sungguh cerah
Namun tak kudapati lagi cerah di wajahmu
Segarnya gundukan tanah ini
Bersihnya ukiran nama pusara ini
Dan harumnya bunga-bunga ini
Jelas sudah, kaulah penghuninya
Ayah idul fitri telah datang
Namun kau malah pergi
Derai air mata tak kunjung reda
Seakan hujan terkalahkan
Hantaman pilu ini begitu besar
Seolah gempa tak ada apa-apanya
Ayah kaulah pahlawanku
Kaulah idola dalam tiap dongeng tidurku
Kini, tak ada lagi tanganmu yang kucium
Suaramu yang menguatkanku
Serta murninya kasih sayangmu
Hanya untaian doa yang kupanjatkan
Hanya aliran air mata yang takkan berhenti
Saat idul fitri kian menyapaku
Ayah, begitu sangat aku menyayangimu
Maka sedalam itulah rasa kehilanganku
Laksana harus kutemukan sebutir mutiara
Maka palung lautlah medannya
Yang tak mungkin lagi kudapatkan.
Namun sinarmu tetap memancar
Hingga kutemukan mutiara itu.
Kawan, itulah kenangan
Dan ayah telah hilang bersamanya
Aku percaya dia telah tiada
Namun jiwanya akan terus hidup
Seiring berlalaunya waktuku
Hingga aku kan menyusulnya
Ya Allah, kutitipkan rindu ini padanya
Sebesar cintaku padanya
Tempatkanlah ia di sisimu
Dengan segala rahmat dan ridhoMu
Aku mencintaimu ayah

Tragedy 23 september 2009

Tragedy 23 september 2009

YA ALLAH……………………..MUDAHKANLAH AKU UNTUK MENGIKHLASKAN SEMUANYAAA.
Apa iya cukup dengan meminta maaf saja lantas semuanya akan beres ???/?apa karna dia adalah saudara lantas bisa seenaknya saja berbuat sesuatu????//?////////apa dengan hanya meminta maaf bisa ngembaliin semua itu?bisa ngembaliin momen itu???/?kehilangan foto rasanya seperti kehilangan orang-orang yang ada dalam foto itu……………….pernah kebayang gak sih dalam diri orang itu klo perbuatannya bisa bikin orang merasa teramat sangat kehilangannnnnnn…………..Momen WISUDA saat di assalaam itu udah gak bisa diulangin lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………………………………………………………..TW!!!1!!!1!!!!!!!!!!!!!!!!!!…………………………………………………………………………………………………………………………………………….hiksss……hiksssss…..hiksssss……..walau gimanapun assalaam udah jadi bagian hidupku, 6 tahun lamanya aku dibesarkan, didewasakan, hingga pikiranku terbuka lebarrrrr…………walau kapanpun , bagaimanapun assalaam telah menempati posisi penting di hatiku, itulah keduakalinya aku diwisuda, dengan susah payah aku mendapat gelar syahadah hingga apapun aku korbankan maka Allah pun mengabulkannya meski aku Cuma dapet yang ke-2tapi syukur alhamdulillah aku panjatkan kepadaNYA.
Ok itu emank hanya sebuah photo …..tapi apa yang ada dalam photo itulah yang amat sangat berharga dan ku perhitungkan…getir rasanya…pahit rasanya mengenang semua itu.
Assalaam adalah masa laluku, Assalaam adalah kenanganku yang setengah mati kukir dengan indah, meski sebagian udah ada yang kutaruh di fb, tapi tetep aja disitu gak da orangtuaku,gak da keluarga besarku…………..DASAR TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!!!DAMN IT!!1!!!!!