Sabtu, 03 Oktober 2009

Aku mencintaimu ayah

Aku mencintaimu ayah

Ku lihat mentari pagi sungguh cerah
Namun tak kudapati lagi cerah di wajahmu
Segarnya gundukan tanah ini
Bersihnya ukiran nama pusara ini
Dan harumnya bunga-bunga ini
Jelas sudah, kaulah penghuninya
Ayah idul fitri telah datang
Namun kau malah pergi
Derai air mata tak kunjung reda
Seakan hujan terkalahkan
Hantaman pilu ini begitu besar
Seolah gempa tak ada apa-apanya
Ayah kaulah pahlawanku
Kaulah idola dalam tiap dongeng tidurku
Kini, tak ada lagi tanganmu yang kucium
Suaramu yang menguatkanku
Serta murninya kasih sayangmu
Hanya untaian doa yang kupanjatkan
Hanya aliran air mata yang takkan berhenti
Saat idul fitri kian menyapaku
Ayah, begitu sangat aku menyayangimu
Maka sedalam itulah rasa kehilanganku
Laksana harus kutemukan sebutir mutiara
Maka palung lautlah medannya
Yang tak mungkin lagi kudapatkan.
Namun sinarmu tetap memancar
Hingga kutemukan mutiara itu.
Kawan, itulah kenangan
Dan ayah telah hilang bersamanya
Aku percaya dia telah tiada
Namun jiwanya akan terus hidup
Seiring berlalaunya waktuku
Hingga aku kan menyusulnya
Ya Allah, kutitipkan rindu ini padanya
Sebesar cintaku padanya
Tempatkanlah ia di sisimu
Dengan segala rahmat dan ridhoMu
Aku mencintaimu ayah

Tidak ada komentar: