Rabu, 18 Agustus 2010

Sepucuk surat untuk saudaraku di Palestine.

Dalam kesunyian malam selepas shalat tarawih, bertemankan lagu2 instrumen yang sedih, dan diiringilelehan air mata yang tak kunjung mereda, akhirnya tanganku tak kuasa lagi untukmenuliskan surat ini padamu.

Sepucuk surat untuk saudaraku di Palestine.

Wahai saudaraseimanku! Apa kabarmu disana? Bagaimana ramadhanmu kalli ini? Apa semuanyamenyenangkan? Apa kalian bahagia?



saudaraku, aku sadar kalau pertanyaanku ini sudah basi jika aku masih mempertanyakannyapadamu. Karena semua orangpun telah mengetahui jawabannya. Sebagian mereka mengatakankepadaku, kalau engkau menderita, menangis darah, teraniaya, hak-hakkemanusiaan sudah tidak berlaku lagi dinegaramu, bahkan sebuah nyawapun tidakada harganya lagi.... Padahal engkau adalah penduduk asli negeri suci itu. Engkau sudah berjuang dengan semua yang kau miliki, sampai-sampai engkau hanyamemiliki 2 pilihan dalam hidupmu, dua pilihan itu sama-sama mulia dan berlaku bagi siapa saja yang memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupya di negeri suci itu, bahkan seorang bayi merah yang sedetik tadi ia baru dilahirkan dari rahim ibunya. Pilihan itu adalah "ISY KARIMAN AU MUT SYAHIDAN". Sungguh pilihan yang begitu menarik dan menyenangkan bagi jiwa-jiwa yang dalam hidupnya hanya memiliki satu tujuan untuk berjihad.

Saudaraku, setiapkali aku memanggil namamu, hatiku hanya bisa berkata" HASBUNALLAH" karena aku hanya percaya kepadaNya bahwa sesunguhnya Allah pasti akan menolongmu wahai saudaraku dengan sesuatu yang mungkin semua orang tidak menyadarinya. Walaupun hampir semua orang yang aku Tanya tentang kalian wahai saudaraku, mereka pasti menjawab kalau negerimu sekarang banjir darah tanpa dapat diketahui darah seorangwanita atau lelaki, darah seorang bayi atau dewasa, bahkan umurnyapun tidakbisa diketahui, semua Nampak segar, sesegar air es yang aku nikmati kala pertama kalinya aku berbuka shaum ramadhankali ini. Entahlah, mungkin semua terasa berat bagiku, semua Nampak tidak adil, Dan aku hanya dapatmenangisimu. Namun, sejenak hatiku berkata, kalau sesungguhnya Allah sang mahakuasa sekalian alam sangat amat menyayangimu, Ia TEramat merindukanmu, hinggaIa tak ingin lagi engkau tersiksa oleh setan-setan zionis berbentuk manusia itu. Aku yakin jika ada sebuah survey tentang negeri terwangi saat ini, maka negeri itu pastilah negerimu wahai saudaraku. wangi semerbak yang berasal dari darah-darah para syuhada dan nyawa-nyawa tak berdosa itu akan terus menguap ke atas hingga seluruh penjuru langitpun terkesiap dengannya. Para malaikat berbondong-bondong ingin memandikan dan mengkafani tubuhmu dengan air dan kain terbaik dari surga.






Wahai saudaraku, bergembiralah engkau di sana karena sudah tidak ada lagi yang berhak membuatmu menangis, berduka dan bersedih. Berbahagialah engkau wahai saudaraku, karena ramadhan kali ini engkau telah berada ditempat yang penuh keindahan, tempat yang sangat sarat makna kasih sayang, yang tidak mengizinkan penghuninya bersedih walau sedetikpun. Tersenyumlah dengan manis karena engkau telah merasakan kemenanganmu tanpa harus menunggu tanggal 1 Syawal itu datang, tanpa harus menanti idhul fitri itu. Maka doakanlahaku agar senantiasa bertahan dijalan jihad ini, agar nantinya Allah mempertemukan kita dibawah naungan cintaNya.

Tidak ada komentar: